Beranda/Blog/Mengelola Sampah, Menjaga Kehidupan

Mengelola Sampah, Menjaga Kehidupan

Pasti Angkut / 7 November 2022
Mengelola Sampah, Menjaga Kehidupan | Pasti Angkut

Dalam Pidato Kebudayaan Dewan Kesenian Jakarta 2018, Luh Gede Saraswati Putri atau lebih akrab dikenal Saras Dewi mengatakan tentang tiga unsur kehidupan yang saling terikat. Tiga unsur kehidupan itu adalah Pawongan (manusia), Palemahan (alam), dan Parahyangan (Tuhan). 

Tiga unsur kehidupan tersebut dikenal dengan istilah Tri Hita Karana. Tri memiliki arti tiga. Hita memiliki arti kebahagiaan. Sedangkan Karana adalah penyebab. Dapat diartikan bahwa Tri Hita Karana adalah tiga sebab terbentuknya kebahagiaan. 

Maka, sangat penting dalam menjaga relasi ketiganya itu. Supaya kehidupan yang harmonis dan bahagia bisa tercipta. Manusia hidup harus saling terikat satu sama lain. Relasi manusia dengan manusia, relasi manusia dengan alam, dan relasi manusia dengan Tuhan. 

Namun, bagaimana jika salah salah satu unsur kehidupan tersebut ada yang bermasalah? Apakah kehidupan manusia akan terganggu? 

Jawabannya jelas: iya! Apalagi jika relasi yang bermasalah tersebut antara manusia dengan alam. Relasi manusia dengan alam memang sangat dekat dan intim.  

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, dan hidupnya bergantung dari alam. Maka, jika relasi manusia dengan alam ini terganggu, maka terganggung pula kehidupan itu. 

Selain permasalahan perubahan iklim, pemanasan global, efek rumah kaca, emisi karbon, dan deforestasi, ada masalah lainnya yang juga urgen segera ditangani. Yakni permasalahan sampah. 

Sampah telah menjadi salah satu ancaman terhadap bumi. Keberadaan sampah memang begitu dekat dengan manusia. Sebab, manusialah yang menghasilkan sampah. 

Dalam hal ini, bukan perkara sampah itu ada atau tidak, tapi bagaimana sampah itu dikelola dengan baik dan benar. Mengelola sampah dengan baik dan benar tentu bertujuan supaya keberadaannya tidak merusak lingkungan alam. 

Beberapa dampak yang ditimbulkan dari adanya sampah seperti halnya ancaman banjir, tanah longsor, pencemaran air, pencemaran udara, wabah penyakit, dan lain sebagainya. Dampak-dampak tersebut sudah begitu nyata terjadi sebelumnya. Ada bahaya laten jika dibiarkan begitu saja. 

Di Indonesia sendiri, dikutip dari dataindonesia.id, menurut catatan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah sampah di Indonesia mencapai 21,88 juta ton pada 2021. Jumlah tersebut turun 33,33% dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 32,82 juta ton. 

Melihat dari jumlah tersebut, tentu kita bertanya-tanya, jumlah sebanyak tersebut apakah sudah dikelola dengan baik dan benar? 

Dilansir dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, timbunan sampah per tahun sebanyak 30 juta ton lebih. Itu baru sampah yang ditimbun. Lalu, dari total jumlah timbunan tersebut, untuk sampah yang sudah dikelola baru sebanyak 64,56 persen. Sisanya sebanyak 35,44 persen tidak terkelola. 

Dari total timbunan sebanyak 30 ton per tahun itu, tidak semua sampah bisa dikelola sampai purna. Jika dibiarkan, maka sisa timbunan tiap tahunnya akan semakin bertambah dan menggunung. 

Selain itu, jika dilihat dari sumbernya, sampah paling besar dihasilkan dari rumah tangga. Yakni sebanyak 40,9 persen. Kemudian menyusul dari pusat perniagaan sebesar 18,1 persen. Urutan nomor tiga ada dari sektor pasar tradisional sebanyak 17,4 persen. Kemudian perkantoran sebanyak 8,2 persen. Sisanya rupa-rupa. 

Jika dilihat dari komposisi sampah berdasarkan jenisnya, sisa makanan masih menjadi penyubang terbanyak, yakni 40 persen. Kemudian disusul oleh sampah jenis plastik sebanyak 17,5 persen. Peringkat tiga yakni sampah dari jenis kayu, ranting, atau daun-daunan sebanyak 13,1 persen. 

Membaca data di atas, tentu bisa menjadi refleksi kita semua. Bahwa sampah yang dihasilkan manusia sangatlah dominan. Namun, dari segi pengelolaan pun tidak bisa sampai purna. 

Lalu, mau sampai kapan bumi sebagai tempat kita tinggal bisa bersih dari sampah? Inilah PR kita bersama.

Kembali lagi seperti yang dikatakan oleh Saras Dewi di atas, bahwa ada unsur kehidupan yang perlu dijaga untuk mencapai kebahagiaan. Salah satunya adalah menjaga relasi manusia dengan alam.

Bijak dalam mengelola sampah adalah salah satu representasi bagaimana kita sebagai manusia bisa menjaga relasi dengan alam. 

Mari jaga lingkungan alam kita! 

_______________

*Pasti Angkut/Nardi

Bagikan

mail